Sumber Foto: Republika.co.id, Copy Right: Antara |
Selasa malam
(24/11/2020) ini terasa menyejukkan bathin, setelah terlampau lama tak
dilangsungkan pengajian bulanan di dusun kami, Dasan Re. Pengajian pembuka
bulan ini disi oleh Ustadz H. Haikal Qarar, Ustadz baru yang kami dapuk mengisi
pengajian di Masjid, selain dari TGH. Ruslan Zain An-Nahdly, dan Ustadz Ahmah
Hulaifi, M.H. Masyarakat pun banyak yang hadir, meski tak sebanyak jamaah
shalat jumat tentunya, tapi riuh keramaian cukup terasa.
Penyampaian
Ustadz H. Haiqal Qarar seputar Fadhailul
`ilm, teringkas pada Islam, Iman, dan Ihsan yang dijelaskan pada tiga ilmu;
fikih, ushuluddin, dan tasawuf. Terlampau banyak kalau diterangkan secara
mendetail pada laman pribadi saya ini, belum lagi tabiat para netizen yang
mudah terkantuk jika membaca tulisan terlalu panjang.
Saya tentu
mencatat banyak hal mencerahkan, salah satu hal yang kuat menarik saya untuk
menuliskan tulisan ini adalah seputar dalil-dalil agama yang secara tekstual
mengungkapkan begitu mudahnya kita mendapatkan pahala, begitu mudahnya kita
mendapatkan surga, hanya dengan menghapal teks ayat, hadis, dan sebagainya;
tentu saya juga bahagia dengan hal ini, karena saya juga tak perlu repot-repot.
Namun, jika dipahami lebih mendalam, ada tanggung jawab besar.
Seperti hadis-hadis
mengenai menghapalkan ayat al-Quran, shalawat, atau hadis-hadis yang diganjar
pahala karena menghapal.
إن لله تسعة و تسعين اسما من احصاها دخل الجنة
“Sesungguhnya Allah swt memiliki 99
nama,barangsiapa menghitungnya ia akan masuk surga” (HR. Bukhari 2736, Muslim
2677) dalam lafadz yang lain tidak menggunakan kata احصا, tetapi الجنة دخل حفظها من, barangsiapa yang menghapalnya ia akan masuk
surga.
Contoh hadis lain
menyebutkan, bahwa barangsiapa menghapal 40 hadis yang berkaitan dengan perkara
agamanya, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat pada golongan fuqaha
dan ulama. Kata menghapal pada hadis ini menggunakan kata حفظ.
Perlu diketahui
kata حفظ yang sering digunakan pada dalil-dalil agama tidak hanya
berarti menghapal, ia juga kuat diartikan dengan menjaga. Artinya dalil-dalil
agama, ayat al-Quran sudah selayaknya tidak hanya dihapal, tetapi perju dijaga
dalam bentuk aplikatif pada perbuatan, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.