Sumber Foto: www.huntnews.id |
“Anak Tadi Pagi”, sebuah istilah yang tak sengaja tercipta
saat meladeni komentar teman facebook. Sebut saja Bang Imin, dengan akun
Facebook Abdul Muhaimin. Ia mengomentari catatan harian berupa penggalan
sejarah kami , yang aku post di Page “Sarma Saleem”.
Ia berkomentar, bahwa ia hanyalah “Anak Kemarin Sore”. Ada beberapa makna yang muncul dari istilah
yang dilontarkan Bang Imin itu. “Anak Kemarin Sore”. Pertama, ia adalah seorang
yang tawaduk, dengan menyembunyikan pengetahuan ataupun wawasannya di balik
isitlah anak kemarin sore, karna “anak kemarin sore” bisa jadi dimaknakan orang
yang tidak banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman, sehingga baginya tidak pantas
untuk mengkritik sesuatu atau merekomendasikan sesuatu.
Bukan tanpa alasan “anak kemarin sore”, “anak” sebutan bagi
manusia yang memiliki umur baru beberapa tahun. Mereka masih harus mendapatkan
berbagai arahan dan bimbingan untuk tumbuh menjadi lebih baik. Sudah menjadi
anak, baru kemarin lagi, artinya, benar-benar membuatnya menjadi manusia yang
belum memiliki pengalaman atau pun pengetahuan. Sehingga bagikunya ia seakan
tidak memiliki kapabillitas atau pun otoritas untuk ambil bagian dalam suatu
hal yang sering dilakukan oleh yang bukan “Anak Kemarin Sore”.
Melihat komentar Bang Imin tersebut, aku malah membuat
istilah tandingan yang menyatakan hal yang lebih miris dari “Anak Kemarin Sore”,
yaitu “Anak Tadi Pagi” sebuah istilah yang lebih menunjukkan, betapa
pengetahuan dan pengalaman yang aku miliki jauh lebih tidak ada.
Itu kalau kita melihat dari sisi umur. Tetapi, tentu berbeda
kalau kita melihat dari sisi ketermanfaatan umur. Berapa banyak orang yang
hidup dengan umur yang sudah tua, tetapi tak sebanding dengan apa yang mereka
ketahui. Begitu juga, berapa banyak orang yang hidup dengan umur yang sedikit
tetapi pengetahuan mereka jauh melampaui umur mereka.
“Orang tua yang tak berilmu itu kecil, sebaliknya anak
kecil yang berilmu itu tua.”
Hal, yang ingin saya bubuhkan, bahwa jangan jadikan alasan umur yang sedikit, membuat kita takut untuk menyatakan hal yang memang sudah kita akselerasi dengan ketermanfaatan umur. Kadang “Anak Tadi Pagi” maupun “Anak Kemarin Sore” harus sedikit berani beraksi, agar mendapat perbaikan “Bapak Tua”
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar