Sabtu, 23 Juli 2016

“Anak Tadi Pagi”

Sumber Foto: www.huntnews.id

“Anak Tadi Pagi”, sebuah istilah yang tak sengaja tercipta saat meladeni komentar teman facebook. Sebut saja Bang Imin, dengan akun Facebook Abdul Muhaimin. Ia mengomentari catatan harian berupa penggalan sejarah kami , yang aku post di Page “Sarma Saleem”.

Ia berkomentar, bahwa ia hanyalah “Anak Kemarin Sore”.  Ada beberapa makna yang muncul dari istilah yang dilontarkan Bang Imin itu. “Anak Kemarin Sore”. Pertama, ia adalah seorang yang tawaduk, dengan menyembunyikan pengetahuan ataupun wawasannya di balik isitlah anak kemarin sore, karna “anak kemarin sore” bisa jadi dimaknakan orang yang tidak banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman, sehingga baginya tidak pantas untuk mengkritik sesuatu atau merekomendasikan sesuatu.

Bukan tanpa alasan “anak kemarin sore”, “anak” sebutan bagi manusia yang memiliki umur baru beberapa tahun. Mereka masih harus mendapatkan berbagai arahan dan bimbingan untuk tumbuh menjadi lebih baik. Sudah menjadi anak, baru kemarin lagi, artinya, benar-benar membuatnya menjadi manusia yang belum memiliki pengalaman atau pun pengetahuan. Sehingga bagikunya ia seakan tidak memiliki kapabillitas atau pun otoritas untuk ambil bagian dalam suatu hal yang sering dilakukan oleh yang bukan “Anak Kemarin Sore”.

Melihat komentar Bang Imin tersebut, aku malah membuat istilah tandingan yang menyatakan hal yang lebih miris dari “Anak Kemarin Sore”, yaitu “Anak Tadi Pagi” sebuah istilah yang lebih menunjukkan, betapa pengetahuan dan pengalaman yang aku miliki jauh lebih tidak ada.

Itu kalau kita melihat dari sisi umur. Tetapi, tentu berbeda kalau kita melihat dari sisi ketermanfaatan umur. Berapa banyak orang yang hidup dengan umur yang sudah tua, tetapi tak sebanding dengan apa yang mereka ketahui. Begitu juga, berapa banyak orang yang hidup dengan umur yang sedikit tetapi pengetahuan mereka jauh melampaui umur mereka.

“Orang tua yang tak berilmu itu kecil, sebaliknya anak kecil yang berilmu itu tua.”

Hal, yang ingin saya bubuhkan, bahwa jangan jadikan alasan umur yang sedikit, membuat kita takut untuk menyatakan hal yang memang sudah kita akselerasi dengan ketermanfaatan umur. Kadang “Anak Tadi Pagi” maupun “Anak Kemarin Sore” harus sedikit berani beraksi, agar mendapat perbaikan “Bapak Tua”


Wassalam 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar