Jumat, 10 Juli 2015

Okmen In Memoriam




Okmen In Memoriam

Satu hal unik yang masih teringat kala hari raya datang setiap tahunya. Saat perkembangan alat komunikasi tidak secanggih sekarang, gagdet masih dalam pemikiran manusia. Beberapa tahun silam saat aku masih di bangku SD dan SMP. Lebaran selalu menjadi hal spesial, yang teringat bagiku bukan kesakralan dari hari itu, tapi kemeriahan, keramaian, arena rekreasi yang akan kami kunjungi setelah sholat ied usai.

Memang, agenda hari ied seperti ziarah kubur, halal bi halal, dan silaturrahim kepada sanak keluarga tetap aku ikuti. Namun itu tidak menjadi hal yang terlalu menggairahkan, tidak menarik, sekedar agenda biasa yang memang harus dilaksanakan setiap tahun. Begitulah pemikiranku kala itu, di mana ajaran-ajaran agama masih secuil di kepalaku.


Yang menarik itu rekreasi, masih ku ingat, aku dan para teman-temanku berbondong-bondong menaiki becak menuju pesanggrahan Aikmel yang terletak di Aikmel. Sebuah arena rekreasi yang menyajikan kolam renang dengan air yang dingin. Ya, namanya juga aikmel aik itu air dan mel itu dingin, jadi secara etimologi bahasa sasak bagian Aikmel, Aikmel berarti air dingin.

Pengunjung sangat ramai, para pedagang bakso juga begitu banyak, apapun barang pada hari itu juga sangat mahal. Tapi, tetap bukanlah menjadi masalah, karena hari itu juga, sekali dalam setahun kami memegang duit yang banyak. Bagi ukuran anak ingusan yang belum terlalu sering memegang uang banyak.

Ala kulli hal, ada satu hal yang bagiku sangat lucu jika kita bandingkan dengan kecanggihan alat komunikasi saat ini. Rata-rata kami membeli radio kecil, kami menyebutnya okmen, tidak jelas bagaimana bentuk penulisannya, penulisan di atas hanya citraan pendengaranku semata.

Okmen kecil itu selalu menjadi barang kebanggaan sepulang dari sana, kami ramai setiap sore, nongkrong sambil mendengarkan radio kecil tersebut, hanya sekedar mendengarkan musik. Tapi, aku dan kawan merasa sangat senang, dengan musik-musik yang dipancarkan lewat udara itu. Bagiku ini sangat lucu, kalau kita lihat sekarang dengan kecanggihan gadget, radio kecil itu kini hanya tinggal kenangan, karena radio sekarang sudah komplit berada dalam gadget.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar