Apa
yang aku bisa ceritakan hari ini? tanyaku membuka tulisan malam ini. Dunia
menulis sejatinya akan berjalan jika penulis memiliki bahan untuk ditulis.
Lantas, bagaimana mau menulis jika setahi kuku bahan hasil bacaan tidak ada di kepala.
Karena itu, membaca merupakan aktifitas tak terpisahkan bagi seorang penulis.
Lain
lagi jika kita mulai menelisik apa itu
membaca sebenarnya? Pikir sempit, membaca dipahami hanya sebagai aktifitas
merekam susunan kata yang tertuang dalam lembar demi lembar kertas. Berbeda,
jika melakukan perluasan pikir, maka membaca tidak terbatas merekam kata,
tetapi juga merekam alam, merekam kehidupan yang dijalani.
Demikian,
terjawablah pertanyaanku di atas, yang bisa kuceritakan adalah hasil bacaanku
terhadap kehidupan, tak mesti kehidupan orang, kehidupan pribadi juga sudah
sangat menarik untuk diceritakan.
Pagi
ini, saat mentari mulai menanjak pelan, aku masih bersantai ria merebahkan
badan sembari mengamati status dengan berbagai topik. Mulai status terkait
negara yang tertulis dalam berita-berita online, sampai status singkat para
jomblowan dan jomblowati yang bangga dengan kejombloannya, bergantian mengisi
laman-laman facebookku.
Kala
itu juga, perbincangan terbangun antar penghuni kamar pojok lantai tiga, asrama
Haji Muhajir. Bagi kami bertiga, sepertinya hari ini adalah hari yang
ditunggu-tunggu, menunggu pengumuman lulus abstrak untuk konferensi jurnal
Fikrah di STAIN Kudus. Ngomong ngalur ngidul entah kemana, tak tentu topik,
yang penting ngomong sudah, sampai akhirnya ngalur ngidul itu dihentikan sebuah
link grup whatsapp yang meminta diklik,
untuk melihat nama-nama peserta yang lulus seleksi abstrak.
Jrengg….jreng….jreng….kuota
terbatas, bahkan sekarat yang menopang pintarnya HPku, aku gerus untuk menyusup,
menyusuri link itu. Hingga teriakan kami pecah, melihat rangkaian kata yang
menyimbolkan teman kami, ya di lulus, tidak tanggung-tanggung, namanya di bawah
nama ketua tertinggi kampus kami. Sungguh kejutan, ternyata ketua kampus ku
ikut juga.
Teriakan
demi teriakan akhir pecah kembali, setelah namaku dan nama temanku yang lain
turut terpampang pada pengumuman online itu. Hah…..meski Cuma baru lulus
abstrak, tapi cukup bahagia, apalagi lulus paper dan ikut konferensi. Semoga
aja ya kawan.
Lulus
abstrak dan hanya dikasih waktu satu minggu untuk membuat paper, lumayan berat
bagiku yang berada di masa-masa peracikan skripsi, belum dapat pembimbing lagi,
tambah deh otak ini diputar keras, fisik ini terus digenjot untuk mensukseskan
paper ini. semoga berhasil guys, go to kudus, be the presentator of paper with
the title “ Sosial Media Sebagai Corong Dakwah Millennial”.
(3L/07/08/17)
sumber foto:
http://www.tobasatu.com/wp-content/uploads/2015/12/GITA-GUTAWA.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar