24/10/2014
Kuliah akhlak
Oleh: Dr. Amar
fauzi
Kuliah akhlak
oleh Prof.Dr. Seyyed Mofid Hoseini Kouhsari hari ini diisi oleh Dr. Amar Fauzi,
Doktor Fauzi membahas tentang ilmu dan berbagai hal yang intinya berkaitan
dengan bagaimana mahasiswa bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya;.Sebelumnya
perlu diketahui bahwa tulisan ini telah mengalami penambahan olehku, sehingga
bisa dibilang aku menambahkan kontennya sedikit dan merubah bahasanya. berikut
catatan yang telah aku tulis selama kuliah ini berlangsung.
Ada banyak
riwayat yang berbicara tentang ilmu; salah satunya adalah riwayat yang
mengatakan jika Ilmu adalah cahaya. Ilmu yang bermakna cahaya adalah yang telah dilemparkan pada hati setiap mu’min.
Ilmu akan
benar-benar menjadi cahaya ketika di hati, bukan di kepala. Banyak sekali orang
yang mengetahui ilmu tetapi ilmu itu tidak mampu menyebabkan ia lebih baik. Contohnya:
perokok, mereka tahu rokok itu berbahaya, menimbulkan kanker, tapi mereka tidak
tetap merokok, hal itu disebabkan karena ia mengetahui hanya di kepala tidak
sampai kepada hati.
Ilmu pada kepala
berkaitan dengan fakultas akal atau pikiran sedangkan ilmu pada hati berkaitan
dengan fakultas hati. Saat ini telah terjadi dikotomi antara akal dan hati,
orang –orang yang beranggapan seperti ini berpendapat keduanya merupakan dua
fakultas yang berbeda dan tentunya menghasilkan produk yang berbeda, padahal
sebenarnya keduak fakultas ini memiliki relasi, tidak terpisah.
Ketika sebuah
ilmu didapatkan oleh akal dan pikiran, tanpa sampai kepada hati, maka ilmu
hanyalah pengetahuan tanpa daya ( tidak
punya kekuatan untuk melemahkan ataupun mencerahkan), tetapi ketika ilmu itu
sudah jatuh ke dalam hati, maka ia akan memiliki daya yang menimbulkan kesedaran,
sehingga ilmu itu mampu merubah kehidupan manusia, kepada kehidupan yang baik.
Setiap manusia
memiliki potensi yang tak terbatas, Manusia akan menjadi manusia ketika ia bisa
mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya.
Keterbelakangan
yang menimpa Negara kita saat ini bukan disebabkan karena kita tidak mampu,
tetapi karena kita tidak bisa memaksimalkan potensi yang kita miliki.
Alkisah seorang
pemuda Indonesia bernama Surya lulusan amerika, sayang tidak ada tempat yang
bisa memfasilitasinya untuk mengembangkan ilmu yang telah didapatkan di negeri
Paman Sam, sehingga ilmunya tidak bisa teraktualisasikan. Ia hanya bisa
menjadi guru SMP, suatu ketika surya
mampu mengharumkan nama bangsa dengan membimbing para anak bangsa, hingga
menang dalam sebuah olimpiade internasional.
Keberhasilan yang
didapatkan oleh Surya harus diuji, karena anak-anak yang dibimbingnya memang
memiliki kepintaran di atas rata-rata anak pada umumnya, ia kemudian diminta
bagaimana membimbing anak dari papua yang memang pendidikan di sana terbelakang.
Surya kemudian pergi dan membawa anak-anak dari Papua untuk dibimbing di bawah
naungan Surya Institut, dan benar dalam jangka tiga tahun, dalam sebuah
olimpiade di Malang, anak-anak Papua yang dibimbing itu mengalahkan anak-anak
kota seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Luar biasa, hal ini
menunjukkan kita memiliki potensi yang jika dimaksimalkan tentu mendapatkan
hasil yang baik.
Okay itu tadi
tentang potensi yang harus dioptimalkan, kemudian untuk membuat suasana kajian
akhlak ini lebih religius menurutku, berikut adalah sebuah hadis yang
disampaikan Doktor Fauzi pada kesempatan ini, hadis itu adalah bahwa:
“Allah
merahasikan tiga hal dalam tiga perkara:
ü Allah
merahasiakan keridhoannya pada ketaatan makhluk terhadapnya, maka jangan
sekali-kali meremehkan ketaatan, karena boleh jadi di dalam ketaatan itu ada
ridho Allah.
ü Allah
merahasiakan kemurkaannya dalam suatu
maksiat, maka jangan sekali-kali meremehkan kemaksiatan, karena bisa jadi dalam
kemaksiatan itu ada murka Allah.
ü Allah
merahasiakan walinya pada seorang hamba( budak ), maka jangan sekali-kali
meremehkan hamba karena bisa jadi ia adalah wali Allah.
Doktor Fauzi
menambahkan “Jangan pernah meremehkan hal-hal kecil, karena semua yang besar
terproses dari hal kecil”, dan ingatlah bahwa “Dosa besar adalah dosa besar
yang diremehkan oleh pelakunya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar