Senin, 17 Desember 2018

Infak Milenial: Like, Comment, and Share



“Mau milik mantan, politikus yang tidak disukai, milik cebong atau kampret, selama itu konten positif, maka like, comment, dan share saja! Demi kebaikan dan sehatnya generasi.”

Sarma Saleem

Infak milenial, agak terdengar aneh bukan? Infak, iya semua mungkin paham, karena bertalian dengan sedekah, zakat, yaa…sejenis mendermakan sesuatu kepada seseorang. Tetapi, ini ada milenialnya. Mungkin saja ada yang kepo, sembari menebak-nebak maksudnya. 

Ada yang bilang, “oh ini maksudnya sedekah di era milenial” bisa juga. Ada yang bilang, “infak milenial itu, infaknya generasi milenial,” bisa juga. Dst. Yupz…semuanya bisa diartikan demikian, sederhananya memang seperti arti-arti tebakan para kepokers. 



Tapi tunggu dulu, emang sudah paham apa itu milenial? Di kamus sih bilangnya, milenial itu adalah generasi yang lahir dari tahun 1983-2004, (Kamusku Eng-Ind). Sementara dalam kamus yang lain, generasi yang lahir antara tahun 1980-2000; disebutkan juga dengan arti yang lain; yang berarti kehidupan generasi yang tidak bisa lepas dari informasi, terutama internet, (KBBI V 0.2.1. Beta 21, 2016).

Nah…ini nih. Benar syekaleee…milenial itu identik banget dengan namanya dunia informasi, internet, tepatnya media sosial. Jadi yaa…kalau disebutkan “Infak Milenial” ya maksudnya infak yang tidak jauh-jauhlah dari dunia sosial media. Sebenarnya dari judulnya saja sudah ketebak “Infak Milenial: Like, Comment, Share”, infak milenial itu ya urusannya begitu, berinfak dengan like, comment, and share. 

Lah emang bisa??? Bisa banget. Kok bisa? 
Jadi gini,mungkin mainstreamnya kita mengenal infak itu dengan memberikan sesuatu kepada orang lain, entah itu uang, beras, gandum, dan lain-lain. Intinya, bisa dibilang sesuatu yang dibutuhkan oleh orang. 

Laa…sekarang ini. Era milenial, dimana sosial media atau internetan menjadi  aktifitas harian yang tak terlupakan, bahkan sangat dibutuhkan. Bukan hanya  menunjang hiburan semata, tetapi hal lain mulai dari transportasi, akomodasi, belanja, belajar, berdakwah, dll. 

So, ini memang sudah menjadi kebutuhan rata-rata orang, di seluruh permukaan bumi. Lah, apa pentingnya melakukan like, comment, and share.  Penting banget guys, dalam dunia sosial media atau internetlah, biar lebih umum, dikenal istilahnya monetize, bagi yang sering vlogeran atau blogeran, paham bangetlah urusanya ini. 
Jadi, konten-konten yang dihasilkan oleh seorang vloger atau bloger itu bisa dihargai dengan uang dari pihak google, youtube, dll., asalkan konten-konten yang mereka buat banyak diview, like, comment, dst. 

Inilah pentingya memberikan, like, comment, dan share, karena  anda sudah membantu pembuat konten menghasilkan uang. Demikian, aku menyebutnya infak milenial, dimana aktifitas like, comment, dan share, anda terhadap sebuah konten, mendorong monetize tersendiri bagi sang pembuat konten.

Namun, di luar monetize, yang aku tekanin, ada hal lain yang sangat penting, dan perlu kita sadari bersama sebagai generasi milenial. Ngerasa nggah sih, konten-konten di sosial media itu banyak banget konten negatifnya? Fitnah, hoax, berita palsu, dll., aku nggak bilang konten positif tidak banyak, banyak coy! Tapi lebih banyak konten negatif yang bergentayangan.

Nah, di sinilah pentingnya, infak milenial dengan like, comment, dan share, terhadap konten-konten positif. Ini bentuk dukungan terhadap konten-konten positif, dengan kita memberikan, like, comment, dan share, ini membantu eksistensi sebuah konten pada beranda atau headline, juga membantu tersebarnya konten positif, sehingga banyak generasi milenial melihat konten-konten positif bukan konten-konten negative. Meski…ya kembali lagi kepada pribadi masing-masing lagi sih, kalau carinya yang negatif, ya dapetnya ya negatif. Namun, setidaknya kita berusaha mengimbangi konten-konten negatif, dengan memperbanyak penyebaran konten positif, dengan like, comment, dan share. 

Jangan diremehkan bro urusan bergelayatannya konten negatif di internet, perlawanannya harus dimulai dari kita. Bukan generasi yang selanjutnya. Malahan, tindakan perlawanan kita lakukan untuk menjagai generasi setelah kita. Kebayang nggah sih, kita meninggalkan generasi yang kehidupanya dirusak dengan informasi-informasi negatif yang kita cuekin di zaman kita. 

Kalau boleh bawa sedikit nasehat dari al-Qur’an, kita diminta jangan meninggalkan generasi yang lemah loh. Meski…ayat yang aku maksudkan kaitannya sama anak yatim, tapi di luar konteks penurunan ayat ini, nyambung juga dengan generasi yang harus dijaga agar kuat, tidak lemah, karena banyak disinformasi, fitnah, di zaman kita. Kita harus bisa menjaga keturunan, keluarga,adik, keponakan, agar tidak mengkonsumsi informasi-informasi atau hal tersebut. 

Menjaganya dengan apa? Ya dengan Infak Milenial tadi, like, comment, dan share, konten-konten positif. Meski konten positif asalnya dari mantan, share saja!,Toh demi kebaikan. Meski konten positifnya milik politikus yang tidak kita suka, share saja!, selama baik. Meski konten positifnya asalnya dari cebong, share saja!, atau sebaliknya, dari kampret, share saja!. Toh, semuanya demi kebaikan, dan generasi selanjutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar