Sub Bab III: Negara Berideologi Satu, Bukan Dua
Apa maksudnya negara berideologi satu, bukan dua? Sekilas kita
memahami bahwa sebuah negara memiliki ideology atau berideologi satu, bukan
dua, bukan juga tiga. Yang menarik, Kenapa Gus Dur menyebut negara berideologi
satu, bukan dua? Apakah ini ada kaitannya, atau adakah realitas di masyarakat
yang berideologi dua, tidak berideologi
sesuai ideologi negara. Lebih jelasnya mari kita simak tulisan Gus Dur ini “Negara
berideologi satu, bukan dua”.
Benar sekali, merambah paragraf pertama, saya menemukan bahwa ada
gemerisik yang ingin menggantikan ideologi
Pancasila dengan Islam. Bagi Gus Dur itu
terjadi karena ketidakpahaman atau salah
paham terhadap Pancasila; yang dimengerti sangat sempit, hanya sebatas
kekuasaan, padahal tidak demikian.
Saya melihat bahwa ada ketakutan MA untuk mengeluarkan penafsiran
yang berbeda dengan pemerintah sebagai penafsir lingkup kekuasaan terhadap
Pancasila. Hal ini berdampak kepada masyarakat, yang kemudian melakukan alternatif
penafsiran terhadap pancasila, yaitu Islam. Bahkan dinaikkan derajat kepada
tingkat ideologi.
Sementara ada juga anggapan yang menyatakan bahayanya mengambil
dasar dari Islam, seperti diungkap Lee Kwan Yeu; padahal itu hanyalah alibi
agar Indonesia bisa dibagi-bagi.
Gus Dur meminta kita memahami Islam sebagai alternatif Pancasila
pada tataran penafsir atau tafsiran saja, tidak sampai kepada wilayah Ideologi.
Karena tidak benar menghadapkan sesuatu yang umum (Islam) kepada yang khusus (Pancasila),
kalau itu terjadi rasionalitas sudah mati, dibunuh emosionalitas.
Jadi ideologi negara adalah satu, yang boleh dua, tiga, adalah
penafsirannya. Pembedaan ini penting karena sangat menentukan masa depan
Indonesia. karena itu Gus Dur menekankan pentingnya MA sebagai pelegal tafsiran
formal, MA harus kuat dan berani.
Sumber Foto:
https://i1.wp.com/www.pengertianpakar.com/wp-content/uploads/2015/03/pengertian-pancasila-sebagai-ideologi-negara.jpg?fit=720%2C300
Tidak ada komentar:
Posting Komentar