Minggu, 23 April 2017

Review V: Orientasi kepemimpinan dalam Islam adalah Kesejahteraan


Sub Bab: Negara dan Kepemimpinan dalam Islam
Judul dari sub bab kelima ini bisa jadi bermakna bagaimana pandangan Islam terhadap negara dan kepemimpinan. Lalu, seperti apakah negara dan kepemimpinan dalam Islam? Berikut kita simak pada paragraf- paragraf sub bab kali ini.
Gus Dur menyebut bahwa ada kedekatan antara kepemimpinan dan konsep negara dalam Islam. Sebagaimana adagium yang pernah dilontarkan Gus Dur bahwa Islam tidak ada tanpa kelompok, kelompok tidak ada tanpa kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan tanpa ketundukan.
Ini menunjuk kekuasaan efektif  bagi pemimpin; dalam hal ini presiden , sebagaimana Munas Ulama tahun 1957, presiden RI untuk sementara disebut memiliki kekuasaan efektif.
Perlu diketahui bahwa ketiadaan konsep negara dalam Islam bukan berarti menunjukkan ketiadaan konsep kepemimpinan dalam Islam; dalam Islam, orientasi kepemimpinan adalah menyejahterakan rakyat. Selama itu menyejahterakan rakyat maka tidak penting bentuk ataupun sistem negaranya.
Namun, permasalahan yang sering dihadapi adalah kesejahteraan sering dianggap kepemilikan saja, padahal kesejahteraan bukan hanya terkait itu, tetapi terkait kebebasan bersuara, berpendapat, berorganisasi, dan sebagainya.
Menarik bahwa Gus Dur menyebut bahwa masih ada keresahan dari transisi kepemimpinan negara; seperti yang terjadi di negeri-negeri masyarakat muslim. Hal yang perlu dicatat mengenai terorisme yang disebutkan Gus Dur pada Sub Bab ini, bahwa yang diperlukan untuk memberantas terorisme adalah sosialisasi pengenalan dan identifikasi sebab-sebab terorisme kepada masyarakat.
Kembali kepada kepemimpinan dalam Islam, bahwa salah jika orientasi kepemimpinan hanyalah kekuasaan bukan kesejahteraan.

Sumber Foto: 
https://www.sidogiri.net/wp-content/uploads/2016/06/PPEMIMPIN-DESA.jpg
Follow Me:
FB: Saleem Rahmatullah, IG:@sarma_saleem, Twitter: @saleem_elsasaki, Fanpage: @Sarma Saleem, BBM: D7C5EEF7


Tidak ada komentar:

Posting Komentar