Sumber Foto: ceriwis.net |
Dan ceritakanlah
(Muhammad), kisah musa di dalam kitab (al-Qur’an). Dia benar-benar orang yang
terpilih, seorang nabi dan rasul. Dan kami telah memanggilnya dari sebelah
kanan gunung (Sinai )dan kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap. Dan kami telah
menganugerahkan sebagian rahmat kami kepadanya, yaitu (bahwa) saudaranya, Harun,
menjadi seorang nabi.
(QS. Maryam
(19):51-53)
Dari ayat-ayat di atas, ada beberapa hal yang dapat kita ambil
sebagai sebagai pelajaran. Nabi dan rasul bukanlah sosok manusia pada umumnya. Kalau
kita untuk mendapatkan kursi seorang pemimpin saja misalnya, kita harus mendaftarkan
diri kita, berkampanye, mengikuti segala proses, baru kita bisa menjadi
pemimpin.
Berbeda dengan seorang nabi dan rasul, mereka tidak perlu
mendaftarkan diri untuk menjadi seorang nabi dan rasul, karena semuanya adalah
pilihan Allah. Allah lah yang langsung memberikan mandat tersebut. Karena mereka
adalah pilihan Allah, konsekuensi logisnya mereka adalah orang-orang yang
benar-benar berada dalam lindungan Allah, orang yang diberikan anugerah oleh
Allah swt. orang-orang terbaik.
Sebagaimana ayat di atas menyebut Musa as sebagai orang yang
terpilih. Ia terpilih menjadi seorang nabi dan rasul. Iya, nabi Musa as memang
manusia pilihan. Karena mereka adalah pilihan Allah, maka tingkah laku mereka
dikemudikan oleh Allah.
Lebih lanjut, ayat di atas menyebutkan bahwa Musa as dipanggil lalu
didekatkan unntuk bercakap-cakap. Musa as tidak mendekatkan diri, tetapi ia
didekatkan. Artinya benar-benar ia
berada di bawah kendali Allah.
Adapun berada di bawah
kendali Tuhan bukanlah sesuatu yang buruk.
tidak seperti manusia yang lain, misalnya kita berada di bawah kendali
manusia yang lain. Kita tidak akan pernah mau. Tetapi berada di bawah kendali Allah merupakan rahmat yang tak terkira. Sesuai
yang disebutkan dalam ayat di atas bahwa menjadi nabinya Harun as merupakan
rahmat.
Berbeda dengan kita, untuk bisa berada di bawah kendali Tuhan, maka
kita perlu mendekatkan diri kita kepada Tuhan dengan beribadah kepada-Nya. Melalui
itu, ketika tingkatan demi tingkatan dapat kita tempu, maka pada akhirnya,
berada di bawah kendali Tuhan dapat kita raih. Artinya segala apa yang kita
kerjakan adalah merupakan kendali dari Allah. Semoga kita bisa meraih rahmat
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar