Kamis, 11 Agustus 2016

Kapan Seorang Istri Bertabir?

Sumber Foto: dedywahyusaputra.blogspot.com


Tidak ada dosa atas istri-istri nabi (untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara perempuan mereka, perempuan-perempuan mereka (yang beriman) dan hamba sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah kamu (istri-istri nabi) kepada Allah. Sungguh Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.
(QS. Al-Ahzab (33): 55)

 Ayat ini kaitannya dengan isti-istri nabi, bagaimana kita bersikap kepada istri nabi. Bahwa menemuinya harus dengan tabir. Itu yang bisa dipahami, sementara orang-orang yang boleh bertemu dengannya tanpa menggunakan tabir adalah orang-orang yang tergolong keluarga.

Namun, perlu kita pahami lebih mendalam, apa makna dari bertemu di sini, apakah bertemu di dalam rumahnya atau berada di luar rumahnya? Rumah adalah tempat privasi dari istri-istri nabi, tentunya tidak baik jika bertemu dengannya di dalam rumah. Karena itu kemudian, bertemu dengannnya menggunakan tabir adalah saat ada di rumahnya. Ketika istri nabi berada di luar tentu tidak logis kita menggunakan tabir. Karena itu, ayat ini kaitannya dengan bagaimana kita bersikap saat berada di rumah istri nabi.

Pertanyaannya, apakah ayat tersebut sekedar kisah atau tata cara untuk istri nabi saja, cukup untuk istri nabi saja? Alangkah tidak bermaknanya ayat tersebut kalau seperti itu, mengingat istri  nabi sudah meninggal. karenanya ayat tersebut juga berlaku untuk istri-istri hingga akhir zaman, ketika ditemui oleh orang yang bukan dari golongan keluarga, hendaknya menggunakan tabir. Ini sebagai bentuk dari memuliakan perempuan, serta mempersempit pengaruh dari godaan syaithan, yang senantiasa menggoda manusia kepada keburukan.


Tentunya, berbeda jika kemudian bertemu dengan orang banyak di dalam rumah, menurut saya kasus ini berlaku jika istri dalam keadaan berdua saja dengan orang yang bertamu;  hingga perlu menggunakan tabir. Tapi kalau banyak orang kenapa harus menggunakan tabir. Karena ketika banyak tentu hawa nafsu seseorang bisa tertahan karena rasa malu kepada yang lain.

Ayat tersebut juga, menyebutkan ada orang-orang yang bukan termasuk keluarga boleh bertemu dengan tanpa tabir. Yaitu disebutkan hamba sahaya dan perempuan-perempuan yang beriman. Hamba sahaya bisa termasuk orang yang sudah terbiasa di dalam rumah tersebut, sudah berinteraksi lama, mengabdi di dalam sebuah keluarga, hal itu membuat ia tidak perlu tanpa tabir, karena ia mengabdi.

Kemudian perempuan-perempuan yang beriman, ini kemudian menolak orang-orang yang tidak beriman untuk bisa bertemu tanpa tabir sekalipun memiliki jenis kelamin yang sama. Bukankah kita keadaan dunia saat ini, ada banyak orang yang suka kepada sesama jenis, mereka berhasrat kepada sesama jenis mereka, karenanya kita juga perlu berhati-hati meski kepada sesama jenis kita sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar