Kamis, 13 Juli 2017

Hidup Boleh Menjulang, Asal tak membuat Orang Jadi Tulang-Belulang



"empak bau tunjung tilah" Target tercapai tanpa merusak entitas yang lain.
Sedikit percakapan melalui komentar facebook malam ini, percakapan yang cukup menyegarkan dan bermanfaat. berawal dari pergantian foto profil saya yang mengundang komentar dan tanya?

Terlihat saya duduk memandang pantai diterpa pancaran matahari sore, topi dengan tulisan "Lombok" saya hadapkan ke belakang, seakan tanpa perlu menjelaskan saya ada dimana, karena topi itu sudah memberi kabar kepada sanak saudara.

Poseku itu mengundang tanya, "Lagi tadabbur alam atau mencari someone?" tanya kanda Saiful Fikri via kolom komentar. "Sambil menyelam minum air, jangan lupa nangkap ikan" jawabku ditambah emoticon tertawa. komentarku dibalas lagi "empak bau tunjung tilah".

Ini yang membuatku sempat terdiam, pikiranku mencoba memikirkan, sepertinya kata-kata ini tidak asing, tapi tak juga kupahami maksudnya. "Empak" itu ikan, "bau" itu tangkap, "tunjung" itu??? "tilah" itu baik, daripada terlampau lama tak paham, aku layangkan saja pertanyaan, prihal ungkapan apa ini dan maksudnya.

setelah dijelaskan ternyata itu adalah Wasiat Maulana Syaikh, "Empak Bau Tunjung Tilah" artinya mencapai target  tanpa harus merugikan atau merusak entitas yang lain.

Ini mengingatkan saya pada ungkapan "al-ghāyah lā tubarriru wasīlah", bahwa tujuan tidak menghalalkan segala cara, mengingatkan juga pada ceramah Tuan Guru Bajang, terkait bagaimana sikap dalam bekerja, salah satunya adalah tidak membuat orang menjadi marah atau pun merugi dengan pekerjaan kita.


Agak terlalu lebay mungkin, sampai harus menulis percakapan melalui kolom komentar tersebut sampai sepanjang ini. Tapi, ini adalah salah satu cara melegakan diri, sebuah ekspresi kesyukuran akan nikmatnya sepotong kata yang kalau direnungi bisa menjadi ihwal dinamisnya kehidupan. Sepotong kata yang bisa jadi pondasi kuat atas konstruksi bangunan kehidupan, bahwa hidup kita boleh menjulang, tapi jangan sampai membuat orang lain tinggal tulang-belulang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar