19/06/2014
Dilema pembelian
tiket
“Sekalipun terlihat
peragu, manja, penakut, tapi inilah kenyataannya. Aku akui , aku masih banyak
kekurangan dalam banyak hal, tapi karena itu aku memperbaiki diri”
Sudah beberapa hari ini aku
mengalami dilema pembelian tiket, rencana pembelian tiket telah kuumbar
beberapa bulan lalu, hanya karena uang nya belum cukup , rencana itu belum
terlaksana juga. Bulan yang ditunggu untuk pemenuhan harga tiket datang juga,
uang bulan juni akhirnya turun ,hingga uang di ATM menjadi satu juta, cukuplah
untuk tiket pesawat pulang ke Lombok.
Sekalipun aku telah memiliki uang
yang cukup, namun dilema terus menimpaku, koneksi internet adalah penyebab
semua itu, keinginanku membeli tiket online terus kuurungkan, alasannya, aku selalu
tak punya waktu karena terus masuk kuliah, sebab aku bergantung pada koneksi
internet kampusku.
Di suatu siang, aku memutuskan
untuk membeli tiket dengan meminjam modem kawan, siang itu juga aku melakukan
pengisian data di internet, sayang ketika akan melakukan pembayaran , aku
terjangkiti keragu-raguan, aku terpengaruh pengalaman temanku, berhubung
temanku telah membeli tiket juga. berdasarkan pengalamannya, dalam pembayaran
melaui ATM ia memilih pembayaran, sementara aku disuruh transfer, tidak pembayaran,
aku jadi meragu, maklumlah ini kali pertamanya aku membeli tiket online, aku
takut aku tidak bisa pulang karena uang ini hanya cukup untuk ongkos pulang,
aku takut tidak bisa lebaran di rumah, makan ketupat bareng, pergi ziarah
barena. Aku masih ingat lebaran kemarin, aku tidak bisa lebaran di rumah,
sedihnya luar biasa.
Pembelian tiketpun kuurungkan,
waktu terus bergulir, dalam jiwa, aku terus kepikiran tiket ini, ingin rasanya aku
menuntaskannya supaya kelar, agar aku bisa mengerjakan hal-hal lain, tidak
terpaku dengan tiket melulu. Keesokan harinnya
aku pergi ke kampus, rencananya aku akan membeli tiket online dengan
memanfaatkan wifi kampus, namun sia-sia, karena niat itu kuurungkan lagi,
alasannya teman yang sudah berpengalaman dalam membeli tiket ini ada kelas
sehingga tak bisa membimbingku membeli tiket. Temanku keluar kelas tepat ketika
perpulangan dari kampus, setelah ngobrol dengannya, ia merasa kayaknya tidak
bisa, sebentar lagi akan pulang, ia takut kami terjebak macet sehingga tidak
bisa melakukan pembayaran di ATM, hmmm niat membeli tiket kuurungkan juga.
Gejolak jiwa untuk membeli tiket
terus menggelora dalam dadaku, sesampai di asrama aku mencoba meminjam modem
teman, tapi aku malu, aku memaklumi, aku sudah terlalu sering meminjam modem
itu, aku juga ingin menunggu waktu yang tepat untuk melakukan peminjaman.
Magrib tiba, aku yakin malam
merupakan waktu yang tepat untuk meminjam modem itu, namun sayang sudah lama
aku menunggu temanku itu tapi ia belum muncul juga, inginku pakai tanpa
memberitahu kayaknya nggak enak, sementara itu seorang teman datang lalu
mengambil modem itu dan menggunakannya, sekitar satu jam teman itu datang
lagi dan mengembalikan modem itu, aku
masih menunggu yang empunya modem untuk meminjamnya, beberapa menit menunggu
yang datang bukannya empunya modem, malahan seorang teman lalu mengambil modem
itu, beberapa menit sekitar satu jam ia datang kembali dan mengembalikan modem
itu, ia tak selama teman yang pertama ada apa dengan modem itu? Tanyaku dalam
hati.
Menunggu empunya modem belum
datang juga, akhirnya kuputuskan memakainya juga, nanti kalau dia datang baru
akau beritahu, sayang keputusan itu tak sesuai karena ternyata setekah ku
masukkan modem, kuotanya telah habis, dengan segera aku cabut itu modem dan mengambalikan
ke tempat semula, takut sang empunya datang dan menyangka aku yang
menghabiskannya.
Koplak, koplak, koplak, paginya aku putuskan untuk membeli tiket
online, aku lalu meminjam modem teman yang tidak terpakai, aku lalu
membelikannya pulsa, tetapi aku masih ragu , aku ingin menunggu teman yang
sudah membeli tiket itu, karena ia sedang pergi ke pasar, aku lalu membuka
internet hanya untuk mendonwload buku-buku yang sesuai dengan makalah yang akan
aku buat untuk tugas kuliah.
Proses mendowload terus aku
lakukan tetapi dalam benaku aku terus memikirkan pembelian tiket, walhasil aku
memutuskan membeli tiket itu sendiri tanpa bantuan teman, dengan penuh
keberanian aku memasukkan data diri, aku lalu mendaftarkan temanku yang lain untuk
membeli tiket online juga, selesai mendaftarkan diri aku dan temanku bergegas
menuju ATM untuk melakukan transfer, aku pasrah apakah bentuknya pembayaran
maupun transfer, sesampai di ATM aku dan temanku masuk berdua, aku mencoba
pertama , awalnya sedikit ragu tapi akhirnya berhasil , tapi sayang temanku
gagal , awalnya uang di ATM nya tidak mencukupi proses transfer, aku lalu
mentransferkannya sisa uang di ATMku , tetapi transfer itupun sia-sia karena
aku lupa mencatat nilai uang yang harus ditransfer, aku mengira-ngira sekitar
746.480 , sayang transfer itu gagal juga, aku ingin membuka email kembali untuk
melihat uang yang harus ditransfer , tetapi koneksi tidak ada, kami harus
pulang dahulu untuk membuka email.
Kami pun pulang, sesampai di
asrama aku lalu membuka email, dan ternyata nilai uang yang harus dibayar adalh
746.420, ya kesalahan itulah yang menyebabkan gagalnya transfer, sementara itu
aku langsung mendonwload tiket yang dikirimkan
dan menyimpannya juga dalam flashdisk , lalu aku menginfokan temanku
prihal kekeliruan itu, akhirnya selesai juga, tinggal menunggu pemberangkatan
bulan depan, doakan kami selamat dalam perjalanan amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar