Minggu, 22 Juni 2014

Memupuk semangat dari cerita ustadz habib


Memupuk semangat dari cerita ustadz habib

Berkumpul dengan orang yang lebih tua selalu akan ada pengalaman atau cerita lama yang terkuak, misteri-misteri lama para manusia akan Nampak ke permukaan, entah itu tentang kisah manis ataupun pahit. Hal yang sama kami dapati bersama Ustadz Muslihan Habib sore ini.

Acara kumpul bareng  HIMMAH NW Jakarta untuk rapat kerja sore ini dibuka oleh pengarahan-pengarahan ustadz muslihan habib, dalam pembukaannya  Ustadz Muslihan Habib mendendangkan cerita lama, mendendangkan pengalamannya berkhidmat untuk NW di tanah batawi ini.


“Dulu ketika saya datang di tempat ini, HIMMAH itu sudah ada, Pemuda NW sudah ada, IPNW sudah ada, Muslimat NW juga sudah ada, semuanya sudah berjalan tetapi kemudian mati”.

Wah jadi bertolak belakang dengan apa yang dikatakan ketua HIMMAH NW cabang Jakarta kalau HIMMAH baru di tempat ini. Ustadz Habib melanjutkan perkataannya “beruntung ada Ponpes NW sebagai sumbu  sehingga dakwah NW terus berjalan, karena Ponpes NW inilah ekspansi NW terus berlanjut.

Beliau lalu memberikan bocoran sedikit dari program yang akan ia jalankan sebagai pengurus wilayah Jakarta, bahwa hal pertama yang akan dilakukan adalah membangkitkan badan-badan otonom yang sudah mati itu. 

Sejenak kami tertegun ketika Ustadz Habib membicarakan kekaromahan Maulana Syaikh, apalagi kekaromahan yang diceritakakan ini baru-baru  terjadi, tepatnya ketika acara Halaqoh Nasional kemarin. Ustadz Habib menceritakan bahwa  TGH. Suhaidi sebagai salah seorang yang terdekat dengan Maulana Syaikh telah bertemu secara basyiroh dengan Maulana Syaikh pada acara Halaqoh kemarin, lalu ada orang yang membawa uang yang tidak tahu darimana asalnya, uang itulah yang akhirnya dipakai membayar bis dan konsumsi para peserta.

Aku jadi teringat kata-kata guruku bahwa wali yang yang adzhim yang besar adalah wali yang kekaromahannya banyak nampak setelah dia meninggal dunia, Masya Allah dan itu terbukti pada Maulana Syaikh.

Ustadz Habib berkata lagi “seandainya gedung ini jadi digusur, pasti akan ada gedung yang baru, pasti ada saja jalan”. Ustadz Habib balik   ke acara, hal yang paling ditakutkan oleh Ustadz  Habib adalah kehilangan generasi “ lost generation” untuk itu HIMMAH  adalah mutiara NW yang harus dirawat dan dijaga. Maka HIMMAH harus membentuk program yang bagus dan modern.

Ustadz Habib masih dalam pembicaraannya, aku kembali tertegun ketika ia bercerita kembali, ketika TGH. Suhaidi  berada di rumah maulana syaikh, TGH. Suhaidi tiba-tiba saja disuruh mencuci kaki Maulana Syaikh, di saat TGH. Suhaidi mencuci kaki Maulana, Ummi Rauhun datang dan melihat kejadian itu lalu pergi dan menangis, ia menangis karena kenapa ia sebagai anak tidak pernah mencuci kaki bapakknya sedangkan TGH. Suhaidi disuruh oleh Maulana Syaikh. Kemudian air bilasan dari kaki Maulana Syaikh oleh  Maulana Syaikh, TGH. Suhaidi disuruh membawa air itu ke Jakarta dan menyiram daerah-daerah di Jakarta, kelak maulana syaikh akan muncul di Jakarta ( maksudnya pesantren-pesantren NW akan berdiri di jakarta dan sekitarnya).
Ustadz Habib mengatakan mari hapus organisai kerumunan yang selama ini membelit kita, maksudnya organisasi kerumunan adalah kumpul-kumpul bubar, sejauh ini Ustadz Muslihan Habib sebagai pengurus wilayah Jakarta telah melakukan inisiatif sendiri untuk segera bertindak setelah dilantik, meskipun dalam pergerakannya dia masih sendiri karena pengurus-pengurus lainnya masih dirapikan. Melihat semangat yang terpancar dari Ustadz Muslihan Habib aku menjadi tambah semangat dan akan berjuang sesuai kemampuanku, karena gerakku terbatas oleh kampus.

Ustadz Habib berkata lagi bahwa Jakarta itu sentral, kalau kita masuk maka sama dengan kita berada di seluruh indoesia. Hal yang juga disesalkan oleh Ustadz Muslihan Habib adalah kita itu organisasi besar tetapi tidak pernah daftar diri, Alhamdulillah menanggapi pernyataan Din Syamsuddin ketika Halaqoh Nasional, maka Ustadz Habib telah masuk ke MUI , bahkan meminta pertemuan dengan Din Syamsuddin dan tinggal menunggu panggilan dari MUI, untuk sidang isbatpun Ustadz Muslihan Habib telah masuk ke Kementrian Agama, tetapi sayang  untuk ormas-ormas yang akan mengikuti siding isbat sudah ditutup, Ustadz Habib kemudian menanyakan “bagaimana dengan NW ?” ya nanti( maksudnya tahun depan).

Alhamdulillah kabar tersebut membahagiakan kami semua dalam kumpulan tersebut. Sebagaimana aku katakan di awal berkumpul dengan orang tua memang selalu ada cerita, kembali lagi Ustadz Habib bercerita bahwa suatu waktu TGH. Suhaidi meminta uang kepada Maulana Syaikh, Maulana Syaikh kemudian melempar surbannya dan meminta TGH. Suhaidi untuk membukanya, dan ternyata di dalam surban itu  ada uang sebanyak 5 juta, “cukup? Kata maulana, “belum” kata TGH Suhaidi, Maulana Syaikh kemudian melilitkan surbannya dan melempar surban itu kembali dan meminta TGH. Suhaidi untuk membukanya dan ternyara uang sebanyak 5 juta berada dalam surban itu,  cukup? Kata Maulana Syaikh lagi, “belum” kata TGH. Suhaidi, Maulana Syaikh kembali mengulang melilitkan surbanya lalu melempar dan meminta kembali TGH. Suhaidi membukanya dan uang kembali ditemukan dalam surban itu, cukup? Kata Maulana Syaikh lagi, dan TGH. Suhaidi bilang sudah cukup, uang itulah yang dibawa ke Jakarta untuk membebaskan tanah.

 ada banyak cerita dan kalau semuanya diceritakan membutuhkan waktu yang lama, sebagai penutup cerita , di awal berdirinya Ponpes NW, seorang Kyai dari Ponpes lain berkata kepada TGH. Suhaidi, “eee Suhaidi, memang mudah membangun kandang kambing” tetapi ternyata Ponpes orang yang bilang seperti itu yang tambah mati, sedangkan Ponpes NW semakin meluas.

Itu tadi sekelumit pembicaraan dan cerita dari Ustadz Habib sementara itu Raker akan di mulai nanti, terakhir pesan Ustadz Habib, HIMMAH harus membentuk program yang maju dan modern.

Saleem,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar