Memupuk semangat
dari cerita ustadz habib
Berkumpul
dengan orang yang lebih tua selalu akan ada pengalaman atau cerita lama yang
terkuak, misteri-misteri lama para manusia akan Nampak ke permukaan, entah itu
tentang kisah manis ataupun pahit. Hal yang sama kami dapati bersama Ustadz Muslihan
Habib sore ini.
Acara
kumpul bareng HIMMAH NW Jakarta untuk
rapat kerja sore ini dibuka oleh pengarahan-pengarahan ustadz muslihan habib,
dalam pembukaannya Ustadz Muslihan Habib
mendendangkan cerita lama, mendendangkan pengalamannya berkhidmat untuk NW di
tanah batawi ini.
“Dulu
ketika saya datang di tempat ini, HIMMAH itu sudah ada, Pemuda NW sudah ada,
IPNW sudah ada, Muslimat NW juga sudah ada, semuanya sudah berjalan tetapi
kemudian mati”.
Wah
jadi bertolak belakang dengan apa yang dikatakan ketua HIMMAH NW cabang Jakarta
kalau HIMMAH baru di tempat ini. Ustadz Habib melanjutkan perkataannya “beruntung
ada Ponpes NW sebagai sumbu sehingga
dakwah NW terus berjalan, karena Ponpes NW inilah ekspansi NW terus berlanjut.
Beliau
lalu memberikan bocoran sedikit dari program yang akan ia jalankan sebagai
pengurus wilayah Jakarta, bahwa hal pertama yang akan dilakukan adalah
membangkitkan badan-badan otonom yang sudah mati itu.
Sejenak
kami tertegun ketika Ustadz Habib membicarakan kekaromahan Maulana Syaikh,
apalagi kekaromahan yang diceritakakan ini baru-baru terjadi, tepatnya ketika acara Halaqoh Nasional
kemarin. Ustadz Habib menceritakan bahwa
TGH. Suhaidi sebagai salah seorang yang terdekat dengan Maulana Syaikh
telah bertemu secara basyiroh dengan Maulana Syaikh pada acara Halaqoh kemarin,
lalu ada orang yang membawa uang yang tidak tahu darimana asalnya, uang itulah
yang akhirnya dipakai membayar bis dan konsumsi para peserta.
Aku
jadi teringat kata-kata guruku bahwa wali yang yang adzhim yang besar adalah wali
yang kekaromahannya banyak nampak setelah dia meninggal dunia, Masya Allah dan
itu terbukti pada Maulana Syaikh.
Ustadz
Habib berkata lagi “seandainya gedung ini jadi digusur, pasti akan ada gedung
yang baru, pasti ada saja jalan”. Ustadz Habib balik ke acara, hal yang paling ditakutkan oleh
Ustadz Habib adalah kehilangan generasi
“ lost generation” untuk itu HIMMAH adalah mutiara NW yang harus dirawat dan
dijaga. Maka HIMMAH harus membentuk program yang bagus dan modern.
Ustadz
Habib masih dalam pembicaraannya, aku kembali tertegun ketika ia bercerita
kembali, ketika TGH. Suhaidi berada di
rumah maulana syaikh, TGH. Suhaidi tiba-tiba saja disuruh mencuci kaki Maulana
Syaikh, di saat TGH. Suhaidi mencuci kaki Maulana, Ummi Rauhun datang dan
melihat kejadian itu lalu pergi dan menangis, ia menangis karena kenapa ia
sebagai anak tidak pernah mencuci kaki bapakknya sedangkan TGH. Suhaidi disuruh
oleh Maulana Syaikh. Kemudian air bilasan dari kaki Maulana Syaikh oleh Maulana Syaikh, TGH. Suhaidi disuruh membawa
air itu ke Jakarta dan menyiram daerah-daerah di Jakarta, kelak maulana syaikh
akan muncul di Jakarta ( maksudnya pesantren-pesantren NW akan berdiri di jakarta
dan sekitarnya).
Ustadz
Habib mengatakan mari hapus organisai kerumunan yang selama ini membelit kita,
maksudnya organisasi kerumunan adalah kumpul-kumpul bubar, sejauh ini Ustadz
Muslihan Habib sebagai pengurus wilayah Jakarta telah melakukan inisiatif
sendiri untuk segera bertindak setelah dilantik, meskipun dalam pergerakannya
dia masih sendiri karena pengurus-pengurus lainnya masih dirapikan. Melihat semangat
yang terpancar dari Ustadz Muslihan Habib aku menjadi tambah semangat dan akan
berjuang sesuai kemampuanku, karena gerakku terbatas oleh kampus.
Ustadz
Habib berkata lagi bahwa Jakarta itu sentral, kalau kita masuk maka sama dengan
kita berada di seluruh indoesia. Hal yang juga disesalkan oleh Ustadz Muslihan
Habib adalah kita itu organisasi besar tetapi tidak pernah daftar diri, Alhamdulillah
menanggapi pernyataan Din Syamsuddin ketika Halaqoh Nasional, maka Ustadz Habib
telah masuk ke MUI , bahkan meminta pertemuan dengan Din Syamsuddin dan tinggal
menunggu panggilan dari MUI, untuk sidang isbatpun Ustadz Muslihan Habib telah
masuk ke Kementrian Agama, tetapi sayang untuk ormas-ormas yang akan mengikuti siding isbat
sudah ditutup, Ustadz Habib kemudian menanyakan “bagaimana dengan NW ?” ya
nanti( maksudnya tahun depan).
Alhamdulillah
kabar tersebut membahagiakan kami semua dalam kumpulan tersebut. Sebagaimana
aku katakan di awal berkumpul dengan orang tua memang selalu ada cerita,
kembali lagi Ustadz Habib bercerita bahwa suatu waktu TGH. Suhaidi meminta uang
kepada Maulana Syaikh, Maulana Syaikh kemudian melempar surbannya dan meminta
TGH. Suhaidi untuk membukanya, dan ternyata di dalam surban itu ada uang sebanyak 5 juta, “cukup? Kata
maulana, “belum” kata TGH Suhaidi, Maulana Syaikh kemudian melilitkan surbannya
dan melempar surban itu kembali dan meminta TGH. Suhaidi untuk membukanya dan
ternyara uang sebanyak 5 juta berada dalam surban itu, cukup? Kata Maulana Syaikh lagi, “belum” kata
TGH. Suhaidi, Maulana Syaikh kembali mengulang melilitkan surbanya lalu melempar
dan meminta kembali TGH. Suhaidi membukanya dan uang kembali ditemukan dalam
surban itu, cukup? Kata Maulana Syaikh lagi, dan TGH. Suhaidi bilang sudah
cukup, uang itulah yang dibawa ke Jakarta untuk membebaskan tanah.
ada banyak cerita dan kalau semuanya
diceritakan membutuhkan waktu yang lama, sebagai penutup cerita , di awal
berdirinya Ponpes NW, seorang Kyai dari Ponpes lain berkata kepada TGH. Suhaidi,
“eee Suhaidi, memang mudah membangun kandang kambing” tetapi ternyata Ponpes
orang yang bilang seperti itu yang tambah mati, sedangkan Ponpes NW semakin
meluas.
Itu
tadi sekelumit pembicaraan dan cerita dari Ustadz Habib sementara itu Raker
akan di mulai nanti, terakhir pesan Ustadz Habib, HIMMAH harus membentuk
program yang maju dan modern.
Saleem,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar