Jumat, 13 Juni 2014

Reguklah kekayaan kuburlah kefakiran Dibawah naungan Tuhan



Reguklah kekayaan kuburlah kefakiran
Dibawah naungan Tuhan


Kaya dan miskin adalah sunnatullah tetapi ia sejalan dengan ikhtiar yang dilakukan manusia, ia termasuk kedalam takdir yang dapat dirubah dengan jalan berusaha, sejauh mana manusia berusaha maka hasilnya pun akan berlimpah tetapi, jika ia hanya berharap tanpa melakukan usaha hanya diam di rumah, tidak ada pergerakan, bagaimana rizki itu datang?


Selain dari berusaha, dari sisi tingkah laku ada hal-hal yang mesti di jauhi seperti yang saya kutip di dalam kitab ta’limul mutaallim,bahwa aktifitas-aktifitas seperti dibawah ini dapat menyebabkan kefakiran:
Tidur telanjang, kencing telanjang, makan dalam keadaan junub, makan tiduran, membiarkan sisa-sisa makanan berserakan, membakar kulit bawang, menyapu lantai dengan kain, menyapu rumah di malam hari, membiarkan sampah mengotori rumah, lewat di depan pinisepuh, memanggil orang tua dengan nama aslinya, bertusuk gigi dengan benda kasar, mencuci tangan dengan lumpur atau debu, duduk di beranda pintu, bersandar pada kaki gawang pintu, berwudhu di tempat berak, menjahit pakaian yang sedang dipakai, menyeka wajah dengan kain, membiarkan sarang laba-laba berada di rumah, meremehkan shalat, bergegas keluar masjid setelah sholat shubuh, terlalu pagi berangkat ke pasar, terlambat pulang dari pasar, membeli rontongan makanan dari pengemis, mendoakan buruk kepada anak, membiarkan wadah tanpa tutup, meniup untuk mematikan lampu, menulis dengan pena rusak, menyisir rambut dengan sisir rusak, tidak mau mendoakan yang baik orang tua, memakai surban sambil duduk, memakai celana sambil berdiri, bersikap kikir, terlalu hemat, berlebih-lebihan dalam hidup, suka menunda pekerjaan, meremehkan urusan.
Sekilas kalau kita lihat aktifitas –aktifitas di atas, tentu banyak sekali hal-hal yang tanpa kita sadari sering kita lakukan dan telah menjadi kebiasaan, untuk itu mulai dari sekarang mari kita berusaha untuk menjauh dari aktifitas –aktifitas tadi.
Bagi anda yang hanya meyakini usaha adalah hal yang terpenting dan melupakan aktifitas-aktifitas tadi, ketahuilah bahwa aktifitas-aktifitas di atas telah dilakukan penelititian oleh ulama-ulama terdahulu  dan ternyata memiliki dampak bagi kaya dan miskinnya seseorang.


 Dan semua itu kembali kepada Allah sang pemilik Alam semesta, yang menciptakan dan memberikan sesuai dengan kadarnya,berapa banyak orang yang berusaha keras tetapi tetap saja dalam keadaan miskin dan berapa banyak orang yang sedikit berusaha tetapi mendapatkan hasil yang berlimpah,bisa jadi itu karena kedekatan anda kepada Tuhan yang kurang,maka sebaiknya anda menyeimbangkan antara usaha dan doa anda kepada Tuhan,tetapi ketahuilah Allah maha mengetahui segalanya,anda yang masih saja dalam keadaan miskin,bisa jadi jika anda diberikan kekayaan anda menjadi sombong,dan bagi anda yang sekarang berada dalam nikmat yang banyak maka bersyukurlah jangan lupa anda hak fakir miskin di dalam harta anda,orang kaya dalah wakil Tuhan di bumi untuk memberikan sdekah kepada orang yang rtidak mampu,sedangkan orang faqir dan miskin adalah tanggungan Tuhan.

Selain ada aktifitas-aktifitas yang dapat menyebabkan kefakiran,ada juga aktifitas-aktifitas yang mendatangkan rizki seperti:
bangun pagi,kaligrafi yang indah,air muka simpatik,tutur kata yang manis,menyapu halaman rumah,mencuci wadah,penyebab yang paling kuat untuk memperoileh rizki adalah mengerjakan shalat dengan ta’dhim dan khusyu serta menyempurnakan semua rukun,wajib,sunnah dan adabnya,mengerjakan shalat duha,membaca surah al –waqiah,al-mulk,al-muzammil,al-lail,dan al-insyirah,datang ke masjid sebelum azan,selalu berada dalam keadaan suci,melakukan shalat fajar,shalat sunnat witir dan jangan terlalu banyak bergaul dengan perempuan kecuali ada hal-hal penting,dan jangan mengobrol yang tidak bermanfaat untuk agama dan dunia.
 Itu tadi hal-hal yang mendatangkan rizki,tetapi sebaiknya di dalam mempraktikkan hal-hal tadi anda berniat hanya karena Allah,karena hanya Dialah kita bergantung.


Source:Ta’limul mutaalim



Tidak ada komentar:

Posting Komentar